Kamis, 03 November 2011

Cerpen CINTA ABSTRAK

Malam ini malam sabtu malam yang menyenangkan karna sabtu adalah hari liburku selain minggu, aku baru saja bisa menghela nafas panjang setelah dikantor aku terasa terpenjara dengan pekerjaan yang menumpuk. Ini adalah pekerjaan yang mudah tapi merepotkan, simple tapi memusingkan hampir-hampir kepalaku mau pecah memikirkan ini. Sudah satu minggu lebih aku membereskan arsip surat masuk dan surat keluar tapi belum selesai juga alesannya jelas karena arsip surat- surat yang harus ku tata pertanggal itu meliputi tahun 2005, 2006, 2007, 2008 bisa di bayangkan kan berapa ratus lembar surat yang harus aku bereskan bila 1 hari minimal ada 2 surat yang datang. Ini adalah baru sebagian tugasku sebagai staf di sebuah Kecamatan di Kota Cilegon. Aku selalu menyebut Ya Allah, Ya Allah di setiap jeda saat membereskan arsip- arsip ini, seolah aku berharap Tuhan mau memberi keringanan atas semua beban pekerjaan ini beruntunglah aku selalu tahu bagaimana menyikapi masalah ini, Bagaimana? Aku hanya berusaha menikmati kegiatan ini dan menjadikan kegiatan ini ladang amal ikhlasku untuk Tuhanku yaitu Allah. Saat ini pukul 19.00 wib. Sedari tadi aku duduk disebuah sofa diruangan dalam rumahku yang mungil, sebuah ruangan yang multiguna, ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Karena disinilah aku dan keluargaku biasa menerima tamu, bercengkrama dengan anggota keluarga juga untuk menonton TV. Sejak tadi mataku menatap setengah serius pada TV ukuran 21 inci bermerk Sharp yang sedang dalam keadaan on/ menyala, dilayarnya tayangan sinetron tema percintaan tengah berlangsung. Itu adalah tayangan favoritku maklum aku adalah orang yang cukup romantis. Tiba-tiba ada rasa sejuk yang menyeruak dada, dadaku terpenuhi oleh kerinduan yang baru saja hadir. Otakku merespon hal ini dan membuatku mengerti bahwa aku rindukan seseorang. Aku tahu pada siapa malam ini aku merindu, kepada sebuah sosok yang misterius yang jauh di sana di pelabuhan Palembang. Aku rindu pada Aldo, cowok lulusan sebuah Sekolah pelayaran Jakarta juga sekolah pelayaran Surabaya. Aku melangkah santai kearah kamarku aku membuka pintu kamarku yang bercat cokelat tua, pandanganku kuarahkan pada sebuah benda diatas meja belajarku. Aku meraih benda persegi panjang berkeyped warna abu- abu, itulah hpku hp jadul merk nokia type 1600. Kutekan no Aldo 081 878 555 xxx, setelah sekian menit tersambung lalu terdengar ringbacktone berlogat daerah terdengar entah apa judulnya : siapa bilang pelaut mata keranjang dst. Sepertinya berlogat manado. Aku jadi teringat tentang suatu hal. Suatu hari Aldo pernah bilang bagus nggak lagunya?, aku bilang bagus dari lirik lagu itu aku tahu dia ingin menunjukkan bahwa mudah- mudahan aku bisa mengerti bahwa nggak semua pelaut itu hatinya berlayar- layar seperti orangnya yang menggunakan kapal untuk berlayar mengarungi lautan dan berlabuh dipelabuhan manapun sesuai tujuan perusahaan. Itulah yang selalu jadi masalah tiap kali aku memiliki seseorang special yang bekerja sebagai pelaut aku selalu sangsi pada kesetiaan yang dimilikinya, maklum pelaut terkenal dengan cap suka main perempuan mungkin itu juga didukung dengan kantong para pelaut yang selalu tebal maklum gaji mereka 1 bulan belasan juta rupiah. Sebenernya aku mulai percaya kata- katanya. Kata- kata dari seorang playboy cap ikan asin macem dia. Mungkin karena kehadiran rasa indah ini dihatiku yaitu rasa yang bernama cinta. Gimana nggak dia adalah seseorang yang cukup sering berkomunikasi denganku lewat telepon, selalu memberi semangat dan perhatian. Kenapa aku sebut dia playboy cap ikan asin? karena dia pernah bercerita dia adalah seorang playboy yang telah taubat. Dan aku sangsi akan ketaubatannya dia. Mana ada playboy yang taubat! seorang playboy pasti playboy forever kecuali kehendak Tuhan itu lain soal. Aku jelas tahu bagaimana menghadapi cowok type begini yaitu dengan tidak memberikan semua cinta di hati ini kepadanya karena aku takut kecewa nantinya. Aku beri dia julukan playboy cap ikan asin karena dia suka makan asin! yah enggaklah karena dia bukan cowok playboy yang dengan mudahnya mempermainkan hatiku. Mungkin kalau playboy cap ikan hiu aku agak kewalahan menghadapinya karena cowok type begini lebih ganas lagi menaklukan hati perempuan he..he..he.. Malam ini adalah puncak kebimbangan hatiku dari beberapa hari kemaren, aku bingung apakah aku harus jujur atau tidak tentang kedekatan aku dengan mantanku. Beno, dialah sosok laki- laki yang selalu menghantuiku tiap tahun walaupun aku selalu saja punya tambatan hati yang awalnya untuk pelarian, jelas jika aku harus jujur di palung hatiku ini cuma ada satu nama Beno walaupun aku harus bersusah payah melupakannya. Aku sendiri nggak mengerti kenapa aku selalu saja masih punya cinta untuk Beno padahal dia pernah menyakiti hatiku dengan sadis, Beno pernah memutuskan hubunganku dengannya begitu saja karena sebuah alasan adanya perempuan lain di hatinya. Malam ini jelas konsentrasiku bukan pada Beno tapi Aldo, malam ini juga aku putuskan untuk jujur pada Aldo kalau aku main hati disini. “Halo?”, Kataku. “Halo sayang”, kata Aldo di seberang sana. Hatiku meleleh mendengar Aldo bilang sayang ke aku meskipun ini bukan yang pertama kalinya dia panggil aku begitu. Entah malam ini panggilan sayang padaku terdengar sangat manis. Kata sayang ini membuat aku bisa tersenyum manis, aku bahagia. Karena kata- kata itu membuat aku berpikir dia sayang padaku dan tidak ada perempuan lain di hatinya selain aku. “Lagi apa mas?”. “Lagi di kamar, mau bobo”. “Oh gitu”. “Iya”. “Kamu lagi dimana?” “Dirumah”. “Eh iya mas katanya kapalmu mau ke Merak?” “Iya tapi sekarang kapalku lagi diPalembang, terus nanti ke Ciwandan terus ke Suralaya”. “Berarti bukan ke Merak doong!”. Aldo diam. “Koq kamu nggak bilang ada di Palembang?”. “Eu…Eu… “,Ujar Aldo seperti mencari- cari jawaban yang pas supaya tidak menyakitiku. “Mas aku mau jujur kamu jangan marah ya?” “Mmm, iya”. “Mas aku kemaren deket lagi sama mantan aku tapi kita nggak pernah ketemuan Cuma di sms dan telefon”. “Oh mm eh aku juga mau jujur sama kamu sebenarnya aku juga sama sepertimu aku lagi ada beberapa cewek yang ngedeketin dan salah satunya perempuan yang tinggal diBogor udah mau tiga bulan desember ini”, Aku tersentak hatiku mendadak seperti tergores sebuah benda, ini bukan goresan silet ini belati, perih!. Padahal dari dulu sampai kemaren dia bilang cewek specialnya cuma aku. Pantesan! (Maksud aku: pantesan akhir- akhir ini jarang menelepon). Tapi aku tetap mendengarkan dia bertutur kata walaupun hatiku makin perih mendengarnya. “Dia orang jawa tadinya kerja diPalembang, sekarang nggak kerja sekarang dia Bogor”. “Oh gitu ucapku dengan nada agak BT”. “Kenal dimana?”. “Ada dech, ups rahasialah”, dia bilang. “Oh gitu, Mas aku kenal kamu dari 0( nol)”, maksudnya aku mengenal Aldo sejak dia belum bekerja- belum punya penghasilan, sejak dia masih sekolah pelayaran di Surabaya. Artinya Betapa Aldo tega mengkhianati cinta aku padanya padahal aku tulus mencintainya. “Koq ngomong gitu”. “Aku senang kamu bisa sepertiku berarti seimbangkan!, tapi kamu tega!”. “Terus mana kamu bilang kamu begini, begitu ? karena Ano pernah bilang dia setia padaku. . “Kamu ego! Kita sama- sama cari yang terbaik kalo jodoh kan kita nggak tahu”. “Oh mulai lagi playboynya, oh siapa sih dia pakai mau jadi saingan aku segala selevel gak kaya aku!”, aku emosi. Tiba- tiba telefon mati, pulsaku habis, malunya aku. Hatiku perih aku benar- benar tak kuasa menerima kejutan ini , kejutan yang seumur hidup tidak pernah aku inginkan apalagi aku impikan, air mata mengalir dari sudut mataku mencari muaranya, mendengar ini semua aku shock, kejadian ini membuatku mematung aku diam sesaat aku nggak tau apa yang akan aku lakukan malem ini, spontan aku mengambil maenan game air buatan china punya keponakanku di meja yang tak jauh dari tempatku duduk, aku memijit bergantian tombol- tombol itu, ah jelas aku nggak ada niat memainkannya. Aku cuma cari pelarian dari kekecewaan dan kekesalanku malam ini. Aku memencetnya cepat dan berulang sampai aku sadar ada hal penting yang harus aku lakukan. Aku harus sms Aldo!. Aku mengirim 4 (empat) sms salah satunya : Aku kecewa sama kamu, mulai sekarang terserah kamu! hubungan kita sampai di sini, terimakasih atas semuanya. Aku tahu malam ini aku dapat kado dari Tuhan. Kado karma cinta karena aku disini selingkuh ama satu cowok, si Aldo di sana malah punya 4 (empat) cewek!. Semua ini salahku akulah yang pertama kali selingkuh sekitar sekitar 7(Tujuh) bulan yang lalu aku selingkuh dan selingkuh lagi desember 2008 ini. Perselingkuhan ini aku lakukan karena ketidakjelasan jelasan sosok Aldo itu seperti apa wajahnya?, karena kita memang belum pernah ketemuan. Hubungan ini seperti jalinan cinta di dunia maya, hubungan cinta lewat chattingan di internet yang nggak ada webcamnya, yang nggak pernah saling tahu wajah kita dan suara kita, tapi kalau lewat telefon kan kita berdua saling denger suaranya, kalo aku bilang ini cinta abstrak, kesannya kita berdua ini kayak orang bodoh yang ngeduluin imaginasi dari pada logika. Sebenernya dari dulu kita bisa saling tukar foto lewat hp tapi aku nggak mau aku takut dia kecewa kalo aku nggak secantik yang dia pikir dan sebaliknya. Dan jika benar Aldo kecewa tentunya Aldoo akan menghilang dari kehidupanku disisilain aku belum siap kehilangan dia karena aku sayang dia. Tapi walaupun aku dan Aldo menjalin hubungan cinta abstrak seperti ini, aku tidak sembarangan menjalin hubungan. Aku tahu background dia, dia juga tahu background aku, aku tau dia tinggal dikota apa, dia sekolah dimana, kerja dimana, sahabatnya siapa,dll. Akhirnya malam ini aku sadarkan diri aku memang harus ikhlas melepas Aldo. Bagus, toh aku nggak perlu pusing- pusing dengan cara apa? dan bagaimana? meng- endingkan hubungan aku dengan Aldo, karena beberapa hari yang lalu aku sudah berniat hanya menjalin cinta dengan Beno. Dia seorang mahasiswa salah satu kampus di Yogyakarta dan juga seorang vokalis plus gitaris (melodi) dari sebuah Band aliran Punkrock di kota itu. Yang membuat hatiku selalu selalu rindu meskipun aku memiliki Aldo, apa mungkin Beno jodohku?. Di benakku kini yang ada hanya keputusan aku tak ingin lagi membagi cinta. Cinta Beno terlalu indah untuk dipermainkan dan dialah laki- laki yang aku yakin bisa bahagiakan aku. Penulis : Ocha Gladiol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar