Cerpen
GLADIOL
Karya: OCHA
GLADIOL
Siang
ini cuaca cerah dan matahari diluar sana sangat menyilaukan.
Keadaan ini membuat remaja perempuan yang duduk di sebuah kursi kantin, di
salah satu sekolah SMU Negeri di Kota metropolitan Jakarta ini, merasa gerah dan kehausan. Apalagi
tubuhnya diserang penat yang amat sangat usai mata pelajaran olahraga barusan. Tiupan angin lembut seakan mencoba
menghilangkan semuanya itu dari Siswi bernama Rara. Namun itu tak cukup bagi
Rara. Dia membutuhkan minuman favorit yang mampu menghilangkan rasa hausnya dan
menyegarkan tubuhnya kembali seperti biasa,
orange juice. Kemudian dia bergegas memesannya. Satu gelas orange juice tak
memberinya kepuasan, dia masih haus. Dia memesan segelas orange juice lagi.
“
Aduh Via kemana ya? “ kok udah jam istirahat begini belum nongol- nongol juga.
gumamnya dalam hati . Via adalah sahabat barunya semenjak pindah ke sekolah
ini. Hanya saja Via berada di kelas lain. Semalam Via menelepon Rara. Via ingin
membicarakan suatu hal yang penting tentang Rara, empat mata hari ini.
Tiba-
tiba terdengar suara langkah seseorang yang semakin mendekati Rara.
“
Dorr!!” Via mengkagetkan Rara yang sedang asyik menikmati juice orange dari
gelas yang kedua.
“Eh..dor..eh..dor!
kemana aja elo? Gue BT tahu lama nungguin elo !”
“Kaciaaaaan
dech lo! BT ya!”
“Gue
abis pusing tujuh keliling ngerjain PR matematika”
“Hello?
Nggak salah, masa sich Juara kelas semenjak SD sama soal matematika aja sampai
terpusing- pusing gitu “
“
Please dech Ra, gue tuh manusia biasa, manusia nggak ada yang sempurna!”
“Ah
elo bisa juga ngeluarin kata- kata bijak begitu “
“Habisnya
elo begitu, tapi makasih deh atas pujiannya. Eh iya Ra ada salam tuh dari Rico,
ini salam ke tujuh kalinya kata Via sambil menunjukkan ke tujuh jarinya di
depan muka Rara. Tapi gw heran sama elo, elo sama sekali nggak ngasih respon ke
Rico, kenapa sih elo?”.
Rara hanya diam mendengar
kata- kata Via.
“Ra, kenapa juga elo kacangin Vino, gila aja cowok
pebasket yang jadi favorit cewek satu sekolah elo cuekin habis!, kalo gue sih
sayang kali kalo dianggurin…, terus si Farel juga, cowok flamboyan itu anak
Band itu elo cuekin juga, please deh katakan ada apa? “ gue cape jadi tukang
pos, semua sering bertanya- tanya tentang elo ke gue tapi gue nggak bisa jawab
apa- apa juga surat- surat dari Hakim, Miko, Andri, Eki nggak pernah elo
bales!” protes Via pada Rara.
“Udah
nyerocosnya?”. Kata Rara. Ok gue bakal
ceritain kenapa gue nyuekin mereka semua!”
“Via,
gue tahu menjadi seorang cewek dingin itu pasti membuat gue digila- gilai cowok,
membuat penasaran para cowok. Tapi bukan itu mau gue, gue jadi begini karena
suatu hal. Muka Rara lalu terlihat semakin serius.
“ Gue
cuma lagi pengen sendiri menikmati rasa sesal ini, gue trauma gue ngerasa bersalah, ini semua karena sebuah nama, Nico”.
“Siapa
Nico?”
“Nico
itu kekasih gue”.
Via
nampak serius mendengarkan cerita Rara.
Bola
mata Rara seperti meneropong masa lalu, kemudian Rara menuturkan ceritanya.
Rara
bahagia ketika suatu hari Nico mengungkapkan perasaannya di perpustakaan
sekolahku yang dulu, SMU PUSAKA BANGSA. Sejak Mos (masa orientasi siswa) remaja
laki- laki itu sering memandanginya, dia pdkt (pendekatan) ke Rara, Nico selalu
perhatian padanya. Tapi setelah beberapa lama Rara bingung sebenarnya Nico
menganggap dirinya apa?. Karena Nico belum juga menembaknya. Oh iya Nico itu
Kakak Kelas Rara, dia kelas III IPA 2, dia cowok yang cukup tampan juga anak band
aliran grunge. Cukup lama Remaja perempuan itu menanti kata- kata Nico, sekitar
lima bulan, penantian
yang melelahkan, hingga akhirnya…
Pikiran Rara meneropong masa lalu.
Saat
itu Rara sedang sibuk mencari kamus
Bahasa indonesia di Perpustakaan sekolah, dia terkagetkan oleh suara dari arah
belakang.
“ Helo
cantik! Begitulah suara itu terdengar. Rara menoleh ke belakang. Dua kali kata
Helo cantik terdengar olehnya, Rara mencari-
cari sumber suara itu tapi tidak menemukan. Akhirnya ketiga kalinya.
“ Hello
Cantik! sedang apakah dirimu? “.
“
Eh …Kak Nico..”. Rara terperanjat dibuatnya.
“Kelihatannya
kamu serius banget sih”.
“Ah
nggak Kak, akucuma cari kamus Bahasa indonesia saja kebetulan ada tugas dari
Pak Budi, guru pelajaran B. indonesia
aku”.
“
Aku pengen kamu dengerin keluhan aku Ra, bisa kan ?.
“
Memang Kak Nico kenapa?”.
“
Deuuuh segitu paniknya “.
Rara tersipu- sipu malu. Karena Nico meledek
begitu. Mungkin Nico tahu selama ini Rara sayang sama dia.
“ Terus
Ra” ucap Via.
“Mmm
dia bilang…”.
“ Aku
lagi ada problem, selama ini aku nggak bisa tidur menyimpan semua ini, ini
semua terlalu berat aku simpen sendirian Ra, aku ingin ngomongin ini ke seorang
perempuan”. Nico selama ini khawatir cintanya di tolak karena takut Rara sudah
punya pacar.
“Oh
begitu, Terus?”
“ Dan
perempuan itu, tahu nggak siapa? ”
“ Nggak
“, jawab Rara santai
“ Kamu
Rara, sudah lama aku…suka…sama…kamu, semenjak pertama kali aku melihat kamu. Kamu
mau nggak jadi pacarku?”, ungkap Nico sambil memberikan sebuket bunga Gladiol
orange segar pada cewek itu.
“Romantis
bukan Vi?”.
Via
menganggukan kepala.
“Terus
Ra” kata Via penasaran.
Rara
menerima cinta Nico, dia bilang iya terus remaja perempuan itu tersenyum sangat
manis, Rara bahagia. Mereka berdua saling pandang beberapa menit, seperti
terpaku, Rara melihat binar indah dimata Nico, itu tanda pemuda itu
mencintainya. Nico juga bilang: “mulai sekarang kamu panggil aku Nico saja yah”.
Rara mengangguk, tanda dirinya
mengabulkan permohonan itu.
Semenjak
itu Nico semakin perhatian kepadanya, Mereka sering pulang sekolah bareng bahkan
seminggu dua kali Nico memberi Rara cokelat ukuran besar.
***
Tapi
beberapa hari sebelum hari ulangtahun Rara.
Rara
duduk dikantin. Seperti biasa, di setiap waktu di jam istirahat kedua adalah
momentnya untuk Rara dan Nico memadukasih. Tapi kali ini lain, setelah 10 menit
berlalu batang hidung Nico belum juga muncul hati perempuan muda itu mulai gelisah.
Rara mencoba menangkan pikirannya, mungkin
Nico ada rapat Osis mendadak. Maklum
Nico memiliki jabatan penting di kepengurusan Osis sekolah itu. Yaitu wakil
ketua Osis. Menit demi menit Rara menanti datangnya Nico tanpa bosan. “Aduh
Nico kamu kemana sih? Sms nggak, nelefon nggak!”, gerutu Rara kesal. Selama
tiga hari dia selalu setia menunggu Nico disetiap jam istirahat kedua, dan pada
hari berikutnya, hari keempat Rara mencoba bertanya kepada sahabat Nico di
kelasnya.
Tok..tok…
Rara
mengetuk pintu kelas III IPA 2.
Permisi
Kak, maaf aku mau tanya yang namanya Kak Bobby mana yach?
“ Oh,
Bobby siapa nama panjangnya? di kelas ini ada dua orang bernama Bobby, Bobby joshua ama Bobby Fernandes “
“Aku
nggak tahu Bobby siapa namanya. Yang ingin aku temui Bobby yang duduk sebangku
sama Kak Nico”
“
Oh Bobby itu Bobby joshua, oh ini Rara ya yang pacarnya Nico? ”
“
Ah bukan kok”, jawabnya. Dia paling malas menceritakan soal pribadi pada orang
yang belum dia kenal.
“ Enggak
apa- apa lagi kita sekelas sudah pada tahu kalau kalian pacaran”
Rara
tersenyum.
“ Itu orangnya”, ujar teman sekelas Nico
sambil menunjukkan jari telunjuknya,
cowok yang lagi baca buku komik itu yang namanya Bobby Joshua.
“ Makasih ya kak “
Temen
sekelas Nico itu mengangguk. Rara menghampiri cowok yang dia maksud.
“ Kak
Bobby ya? ”
“ Ya,
aku Bobby ”
“Oh
iya aku Rara “ , kata Rara sambil
mengulurkan tangan kanannya.
“ Aku
bokinnya Nico ”
“ Ya
aku sudah tahu ”
“ Terus
ada apa, tumben kamu ke sini ? ”
“Aku
mau tanya, Nico kemana ya? Sudah empat ini hari dia nggak nemuin aku.
“ Maaf
Ra, aku sama sekali nggak tahu tentang Nico. Nico nggak masuk sudah empat hari
sama hari ini. Surat
izin atau sakitpun nggak ada dari dia yang datang ”
“ Serius
Kak? ”
“Ya,
serius !”
Rara
kecewa, dia kira akan dapat kabar tentang Nico dari sahabatnya itu. Tapi
hasilnya nggak ada. Selama Nico menghilang begini Rara selalu sms dan telepon
Nico. Tapi sms yang dia kirim pending terus dan Nico setiap di telepon handphonenya selalu
nggak aktif dan yang Rara lakukan setiap
jam istirahat kedua adalah tetap menunggu Nico ”
Tiga
hari selanjutnya Rara menemui Kak Bobby lagi untuk cari tahu kabar Nico tapi…
“ Serius
Ra, aku nggak tahu ”
“ Kak
Bobby, serius Aku pengen tahu kabar dia, aku kangen sama dia ”
“ Kak
aku sayang dia cuma dia yang ada di hati aku, aku juga khawatir sama keadaan
dia”.
“ Iya, aku mengerti perasaanmu ”
“ Mungkin
cinta kalian sedang di uji Tuhan ”
“ Maksudnya?
“ Ya,
apa dalam keadaan begini kalian tetap satu hati alias saling setia misalnya
begitu ”
“Oh,
begitu”
“ Tapi
maaf Rara aku nggak tahu Nico kemana”
“ Tapi
mustahilkan Kak Bobby nggak tahu Nico kemana, Kakak kan sahabatnya ”
“Begini
saja entar kalo Nico kirim kabar aku beritahu kamu ok? ”
Rara
menggangguk.
“ Ya
sudah deh aku permisi dulu ya Kak aku
mau ke kelas, makasih yah.
Ok
deh, yang sabar ya ”
Rara
mengangguk pelan lalu melangkah gontai dan membawa tubuhnya yang lemas, setelah
mendengarkan kata- kata kak Bobby menuju kelasnya, I.3. Sungguh dia tak bisa
menerima suatu keanehan ini yaitu menghilangnya Nico dari hari- harinya. Dia
semakin khawatir dengan keadaan Nico.
Di
kelas…
“ Ra,
gue lihat elo beberapa hari ini sering ngelamun kenapa? ” tanya Mita,
sahabatnya. Mita juga teman sebangku Rara.
“ fhahh,
Rara membuang nafas. “ I have Big problem ”
“
Problem? Problem apa? cerita saja barangkali dengan cerita beban elo berkurang”
“Gue
lagi sedih Nico nggak pernah masuk sekolah beberapa hari ini, kita nggak pernah
bertemu, dia nggak pernah sms apalagi menelepon, gue takut dia kenapa- kenapa”.
“Huss
kamu jangan mikir yang aneh- aneh dulu!”
“ Apa
elo sudah coba sms dan telepon ke hpnya”
“
Ya kalau yang begitu tiap menit gue lakuin tapi hasilnya nihil”
“ Kenapa
elo nggak coba telepon kerumahnya”
“ Gue
nggak punya no telepon rumahnya, Nico nggak pernah ngasih nomor telepon
rumahnya ke gue, alasannya Nico bilang orangtuanya pernah pesan ke Nico nggak boleh pacaran dulu sebelum jadi
orang dan Nico janji nggak akan pernah ngecewain ortunya karena Nico sayang
sama mereka”.
“ Benar
itu, toh masa depan lebih penting dari
pada masa sekarang”
“ Iya,
makanya gue juga nggak ada niat
kerumahnya. gue nggak enak saja, gue
menghargai keputusan Nico yang kaya begitu. Walaupun gue pernah dikasih alamat
rumah Nico yang di Kawasan Serdang itu. Gue nggak berani ke sana. Gue takut dapat masalah nantinya.
“ Ya
sudah berdoa saja semoga Nico baik- baik saja, ok?
Rara mengangguk tanda setuju dengan saran yang
diucapkan Mita”.
“ Tapi
aku heran Mit, kok gue tiap sore selama
Nico nggak jelas kemana perginya itu, dapat kiriman bunga gladiol orange segar
terus dan tidak ada nama pengirimnya? Dari siapa ya?
“
Mungkin Nico atau cowok lain yang Naksir elo”
“
Kalo Nico maksudnya apa?”.
“Ya
jelas dia mau bikin surprise”.
“
Oh iya, seingat gue cuma ada beberapa orang saja yang tahu kalo gue suka bunga
gladiol orange”.
“
Siapa saja?”.
“ Keluarga
gue, Doni sahabat gue waktu SMP dan Nico”
“
Yach menurut gue sih kalau nggak Doni ya Nico”
“ Tapi
kalo Doni nggak mungkin dia udah nggak ada”
“ Maksudnya?”.
“ Doni
udah meninggal setahun yang lalu karena overdosis drug”
“ Jadi
enggak mungkinkan dia bisa kirim- kirimin bungakan?”
“ He
euh”.
“ Tahu
nggak Mit, Sehari sebelum Doni meninggal dia cerita katanya mau nembak gue. ‘Aku
tau dari Faris sahabatnya”.
“ Hah,
serius loh?.
“ He
euh”.
“ Kalo
Doni yang kirim bunga serem banget, hih horrorr”.
“ Tapi
ya nggak mungkin Donilah, yang begituan cuma ada di film2 saja”.
“Berarti
Nico!”, kata kami serempak.
“ Ra,
sorry ya Ra gue baru sekarang ada waktu buat dengerin curhat elo soalnya elo
tahu kan gue lagi sibuk- sibuk persiapan pagelaran seni, gue mau ada olimpiade
fisika, anak- anak PMR mau ada acara lagi”
“ Ya
nggak apa- apa Mit, gue ngerti”
Trettttttttt
Bel tanda pulang telah berbunyi tanda siswa- siswi SMUN PUSAKA BANGSA harus
segera pulang. Rara membereskan buku- buku dan alat tulis yang berserakan di
mejanya.
“ Ra,
sorry ni elo balik sendirian ya, gue mau ada Rapat PMR”, ujar Mita.
“ he
uh, he uh”
“ yo
Ra”
“ Yo”
Lalu
setelah semua buku Rara kemas. Remaja perempuan itu melangkah perlahan menuju
gerbang sekolah. Pikirannya masih tertuju pada Nico Dia berusaha menenangkan hati dengan menikmati
apa yang terjadi karena hanya itu yang dapat dirinya lakukan. Raraku sadar saat
ini cuma Nico yang jadi pelangi dalam hatinya, dia adalah semangat hidup dan
kebahagian Rara. Kepergian Nico yang entah kemana membuatnya sulit tersenyum
apalagi tertawa. Hati Rara selalu gelisah dan dia sering bertanya- tanya dalam
hati, apa yang terjadi pada Nico?, apa dia jadi korban kecelakan pesawat yang
jatuh disuatu daerah asing? atau Nico di culik? atau Nico di paksa married
karena menghamili seorang perempuan? Oh tidakkkk! Tuhan, jauhkan Nico dari
segala hal apapun yang buruk , Amin” katanya dalam hati.
***
Di
kelas, ketika Rara sedang serius membaca sebuah Novel.
“Ra”
terdengar suara Diana teman sekelas memanggilnya.
Rara
menoleh.
“ Iya
Na apa?” kata Rara.
“
Ra, elo ditungguin seseorang nanti pulang sekolah di jalan depan, sebelum jalan yang diportal”
“ Siapa?”
“ Entah
gue enggak kenal”
“ Katanya
elo kenal dia, ini urusan penting
katanya”
“ Oh”
“ Apa
Marissa?”, soalnya dia mau ngembaliin gaun yang dia pinjam buat acara lomba fashion
seminggu yang lalu, tapi kok nggak sms atau telepon dulu sih.
“ Bukan
cewek Ra, cowok?”.
“ Siapa
sih Na?”.
“ Pokoknya
gue nggak boleh ngomong macem- macem kata orang itu”.
” Ih
aneh, gue jadi dag-dig-dug”.
“ Siapa
sih?”.
“ Nggak
tahu Ra! Ya udah ya gue mau kekantin!”
“ Okay”
Siapa sih ada- ada saja, waduh mudah-
mudahan nggak ada masalah apa- apa” gumam
Rara dalam hati. .
Bel
waktu tanda pulang baru saja berbunyi. Rara cepat- cepat berkemas. Sepuluh
menit dia habiskan untuk menyusuri jalanan beraspal menuju jalan yang
dijanjikan.
Akhirnya sampai, gumamnya.
Rara
mengedarkan pandangan. Dia tidak melihat siapapun di sekitar tempat itu. Remaja
perempuan itu hanya melihat sebuah mobil Jeep terparkir disisi jalan sana. Rara sama sekali
tidak mengenal mobil itu. Ah sialan si
Diana ngerjain gue, gerutunya dalam hati.
Tiba-
tiba.
“ Tep”
, kedua tangan seseorang menutupi mata Rara
“ Ayo
tebak siapa?” Kata cowok itu memainkan suaranya seperti suara raksasa.
“ Nico”!
“ Yakin?”
“ Yakin?”
Rara
membalikan badan kemudian, cewek itu spontan memeluk kekasihnya.
Nico
membalas pelukan itu dengan meletakkan tangannya di punggung Rara.
“ Ih
jahat kemana aja sih?”
“ HAPPY
BIRTHDAY ” sayang, ucap Nico.
Lalu
Nico mendaratkan bibirnya dikening Rara, “Cup”.
“ Makasih
juga sayang”, kata Rara lagi.
“ Yuk”,
Pulang kata Nico sambil buka pintu kiri mobil Jeep itu.
Cewek
itu mengangguk.
Rara
melangkahkan kakiku untuk masuk mobil Nico.
“ Ih
jahat pergi nggak bilang- bilang “ , omelnya
pada Nico Sambil memukul- mukul pelan dada Nico dengan kedua tangan miliknya, sebelum
Nico menyetir mobil barunya.
“He
he he”, tawa Nico
“Sayang
aku tuh selama ini ke Singapura nengok Kakakku yang kerja disana sambil cari
ini terang Nico sambil memberikan Sebuah Kado cukup besar untuk Rara. Aku
sengaja nggak bilang ke kamu biar surprise saja”.
“Oh
Sayang thanks”
“Terus
bunga gladiol orange segar yang tiap sore ada itu?”
“Iya,
aku yang kirim buat kamu, kan kalo di hitung
ada 16 (enam belas) tangkai dengan yang ini” kata Nico sambil memberi beberapa
bunga gladiol yang baru saja di ambil dari jok belakang, kamu kan
hari ini ulang tahun yang ke- 16 kan?”
Rara
mengangguk, “Thank you Very Much ya sayang this is so sweet to me”
Aku
cuma ingin kamu bahagia, balas Nico.
“Vi,
Kamu tahu kado itu isinya apa?” tanya Rara.
Via menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.
“Boneka Winnie the Pooh dan sebuah buku diary,
dia memang tahu winnie the pooh adalah boneka kesukaanku.
“Terus
Ra”,
Di
sebuah Mall dikota Tangerang.
“Sayang,
kamu suka baju itu?”, Tanya Nico pada kekasihnya yang sedang melihat- lihat
model gaun baru.
Rara
menggangguk
“Beli
saja”
“Tapi
sisa uang sakuku nggak cukup buat beli ini, Nico”
“Biar
aku yang bayar”
“Vi,
padahal gue nggak ada niat pengen di
beliin Nico tapi karena Nico maksa ya sudah gaun itu gue beli dan Nico yang
bayar”
“Gaun
itu harganya lumayan mahal karena gaun itu branded”.
“Gue
sadar Nico adalah cowok yang perhatian dan Royal. Dan di hari- hari selanjutnya
Nico sering mengantar gue pulang dengan mobilnya, alasannya takut gue kenapa-kenapa.
Nico juga sering banget memberiku hadiah- hadiah dan jelas hubungan kami selalu
baik- baik saja. Sampai suatu saat Anton datang lagi dalam hidup gue”.
“Anton
siapa Na? “
“Dia
adalah cinta pertama gue sewaktu di SMP tapi gue dan dia belum pernah jadian
karena dia keburu pindah ke Bengkulu, Papanya pindah tugas ke sana. Terus Anton meneruskan sekolah SMU di
Cilegon, karena Papanya di pindah lagi ke sini. gue ketemu Anton di tempat
kursus B. inggris”.
“Dan
setelah 1 bulan pdkt”.
“Anton
Nembak elo Ra?”
“Iya,
awalnya gue bingung, gue harus menolak atau menerima makanya gue minta waktu
tiga hari untuk berpikir”.
“Lalu?”.
“Gue
menerima cintanya karena gue tak kuasa menepis rasa cinta yang dulu yang
kembali hadir di hati gue”.
“Jadi
maksud elo, elo ngeduain Nico?”.
“Ya”.
Perselingkuhan
gue tak pernah terbongkar karena gue kira gue bisa bermain rapi.
Tapi
di pesta ulangtahun Dina, teman sekelas gadis itu.
Saat
itu acara belum di mulai, tamu- tamu undangan juga belum banyak yang datang. Anton
yang ternyata juga di undang ke pesta ulang tahun itu menghampiri Rara. Dia
mengajaknya duduk di salah satu sudut taman sambil menunggu tamu undangan yang
lain datang. Saat itu Rara memang tak mengajak Nico karena dia bilang mau
latihan band di sebuah studio.
Beberapa
menit kemudian Anton menyelipkan setangkai bunga sepatu di telinga gadis itu,
lalu mencium pipinya.
Tiba-
tiba.
“Rara!
Kamu…”.
“Ni,
Ni,Nico”, Rara gelagapan, terkejut atas
kedatangan Nico yang datang tiba- tiba.
“Kamu
selingkuh berarti benar kata Didit!”, ternyata Nico sejak tadi membuntuti Rara.
Lalu
Nico pergi meninggalkanremaja perempuan itu.
Secara
otomatis Rara mengejarnya sambil memangil- manggil nama kekasihnya itu dan
memohon maaf padanya. Walaupun semula Rara dilarang oleh Anton untuk mengejar
Nico. Rara tidak menggubris Anton. Seiring Rara mengejar Nico di hatinya hanya
ada perasaan salah yang menghantui. Karena dia sudah menyakiti cowok sebaik
Nico. Gadis itu melihat sebuah kendaraan roda empat berkecepatan tinggi dari
arah kanan menuju Nico. Nico awas!!!, teriak Rara. Dan BRUggkkk!!!.
“Didepan
mata gue, gue melihat Nico kehilangan nyawanya. Nico tertabrak sebuah mobil
kijang karena dia tidak hati- hati saat menyeberang. Dan itu semua salahku Vi,
coba saja kalau gue tidak selingkuh pasti Nico masih hidup”.
Bulir-
bulir air mata Rara mulai membasahi pipi Rara dan semakin Deras.
Via
mendekap sahabatnya itu
“ Gue
sangat menyesal Vi”
“ Ra,
Nico meninggal bukan salah kamu, hidup dan mati seseorang sudah digariskan Tuhan dan
disitulah ajal Nico. Itu semua pelajaran buat kita ”.