Selasa, 31 Desember 2013





Cerpen

GLADIOL

                                   Karya: OCHA GLADIOL

Siang ini cuaca cerah dan  matahari diluar sana sangat menyilaukan. Keadaan ini membuat remaja perempuan yang duduk di sebuah kursi kantin, di salah satu sekolah SMU Negeri di Kota metropolitan Jakarta ini, merasa gerah dan kehausan. Apalagi tubuhnya diserang penat yang amat sangat usai mata pelajaran olahraga barusan.  Tiupan angin lembut seakan mencoba menghilangkan semuanya itu dari Siswi bernama Rara. Namun itu tak cukup bagi Rara. Dia membutuhkan minuman favorit yang mampu menghilangkan rasa hausnya dan  menyegarkan tubuhnya kembali seperti biasa, orange juice. Kemudian dia bergegas memesannya. Satu gelas orange juice tak memberinya kepuasan, dia masih haus. Dia memesan segelas orange juice lagi.

“ Aduh Via kemana ya? “ kok udah jam istirahat begini belum nongol- nongol juga. gumamnya dalam hati . Via adalah sahabat barunya semenjak pindah ke sekolah ini. Hanya saja Via berada di kelas lain. Semalam Via menelepon Rara. Via ingin membicarakan suatu hal yang penting tentang Rara, empat mata hari ini.
Tiba- tiba terdengar suara langkah seseorang yang semakin mendekati Rara.
“ Dorr!!” Via mengkagetkan Rara yang sedang asyik menikmati juice orange dari gelas yang kedua.
“Eh..dor..eh..dor! kemana aja elo? Gue BT tahu lama nungguin elo !”
“Kaciaaaaan dech lo! BT ya!”
“Gue abis pusing tujuh keliling ngerjain PR matematika”
“Hello? Nggak salah, masa sich Juara kelas semenjak SD sama soal matematika aja sampai terpusing- pusing gitu “
“ Please dech Ra, gue tuh manusia biasa, manusia nggak ada yang sempurna!”
“Ah elo bisa juga ngeluarin kata- kata bijak begitu “
“Habisnya elo begitu, tapi makasih deh atas pujiannya. Eh iya Ra ada salam tuh dari Rico, ini salam ke tujuh kalinya kata Via sambil menunjukkan ke tujuh jarinya di depan muka Rara. Tapi gw heran sama elo, elo sama sekali nggak ngasih respon ke Rico, kenapa sih elo?”.
Rara hanya diam mendengar kata- kata Via.
“Ra,  kenapa juga elo kacangin Vino, gila aja cowok pebasket yang jadi favorit cewek satu sekolah elo cuekin habis!, kalo gue sih sayang kali kalo dianggurin…, terus si Farel juga, cowok flamboyan itu anak Band itu elo cuekin juga, please deh katakan ada apa? “ gue cape jadi tukang pos, semua sering bertanya- tanya tentang elo ke gue tapi gue nggak bisa jawab apa- apa juga surat- surat dari Hakim, Miko, Andri, Eki nggak pernah elo bales!” protes Via pada Rara.
“Udah nyerocosnya?”.  Kata Rara. Ok gue bakal ceritain kenapa gue nyuekin mereka semua!”
“Via, gue tahu menjadi seorang cewek dingin itu pasti membuat gue digila- gilai cowok, membuat penasaran para cowok. Tapi bukan itu mau gue, gue jadi begini karena suatu hal. Muka Rara lalu terlihat semakin serius.
“ Gue cuma lagi pengen sendiri menikmati rasa sesal ini,  gue trauma gue ngerasa bersalah,  ini semua karena sebuah nama,  Nico”.
“Siapa Nico?”
“Nico itu kekasih gue”.

Via nampak serius mendengarkan cerita Rara.
Bola mata Rara seperti meneropong masa lalu, kemudian Rara menuturkan ceritanya.
Rara bahagia ketika suatu hari Nico mengungkapkan perasaannya di perpustakaan sekolahku yang dulu, SMU PUSAKA BANGSA. Sejak Mos (masa orientasi siswa) remaja laki- laki itu sering memandanginya, dia pdkt (pendekatan) ke Rara, Nico selalu perhatian padanya. Tapi setelah beberapa lama Rara bingung sebenarnya Nico menganggap dirinya apa?. Karena Nico belum juga menembaknya. Oh iya Nico itu Kakak Kelas Rara, dia kelas III IPA 2, dia cowok yang cukup tampan juga anak band aliran grunge. Cukup lama Remaja perempuan itu menanti kata- kata Nico, sekitar lima bulan, penantian yang melelahkan, hingga akhirnya…
 Pikiran Rara meneropong masa lalu.
Saat itu Rara sedang sibuk  mencari kamus Bahasa indonesia di Perpustakaan sekolah, dia terkagetkan oleh suara dari arah belakang.

“ Helo cantik! Begitulah suara itu terdengar. Rara menoleh ke belakang. Dua kali kata Helo cantik terdengar olehnya,  Rara mencari- cari sumber suara itu tapi tidak menemukan. Akhirnya ketiga kalinya.
“ Hello Cantik! sedang apakah dirimu? “.
“ Eh …Kak Nico..”. Rara terperanjat dibuatnya.
“Kelihatannya kamu serius banget sih”.
“Ah nggak Kak, akucuma cari kamus Bahasa indonesia saja kebetulan ada tugas dari Pak Budi, guru pelajaran B. indonesia aku”.
“ Aku pengen kamu dengerin keluhan aku Ra, bisa kan ?.
“ Memang Kak Nico kenapa?”.
“ Deuuuh segitu paniknya “.
 Rara tersipu- sipu malu. Karena Nico meledek begitu. Mungkin Nico tahu selama ini Rara sayang sama dia.
“ Terus Ra” ucap Via.
“Mmm dia bilang…”.
“ Aku lagi ada problem, selama ini aku nggak bisa tidur menyimpan semua ini, ini semua terlalu berat aku simpen sendirian Ra, aku ingin ngomongin ini ke seorang perempuan”. Nico selama ini khawatir cintanya di tolak karena takut Rara sudah punya pacar.
“Oh begitu, Terus?”
“ Dan perempuan itu, tahu nggak siapa? ”
“ Nggak “,  jawab Rara santai
“ Kamu Rara, sudah lama aku…suka…sama…kamu,  semenjak pertama kali aku melihat kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?”, ungkap Nico sambil memberikan sebuket bunga Gladiol orange segar pada cewek itu.
“Romantis bukan Vi?”.
Via menganggukan kepala.
“Terus Ra” kata Via penasaran.  
Rara menerima cinta Nico, dia bilang iya terus remaja perempuan itu tersenyum sangat manis, Rara bahagia. Mereka berdua saling pandang beberapa menit, seperti terpaku, Rara melihat binar indah dimata Nico, itu tanda pemuda itu mencintainya. Nico juga bilang: “mulai sekarang kamu panggil aku Nico saja yah”.  Rara mengangguk, tanda dirinya mengabulkan permohonan itu.
Semenjak itu Nico semakin perhatian kepadanya, Mereka sering pulang sekolah bareng bahkan seminggu dua kali Nico memberi Rara cokelat ukuran besar.
***
Tapi beberapa hari sebelum hari ulangtahun Rara.

Rara duduk dikantin. Seperti biasa, di setiap waktu di jam istirahat kedua adalah momentnya untuk Rara dan Nico memadukasih. Tapi kali ini lain, setelah 10 menit berlalu batang hidung Nico belum juga muncul hati perempuan muda itu mulai gelisah. Rara mencoba menangkan pikirannya, mungkin Nico ada rapat Osis mendadak. Maklum Nico memiliki jabatan penting di kepengurusan Osis sekolah itu. Yaitu wakil ketua Osis. Menit demi menit Rara menanti datangnya Nico tanpa bosan. “Aduh Nico kamu kemana sih? Sms nggak, nelefon nggak!”, gerutu Rara kesal. Selama tiga hari dia selalu setia menunggu Nico disetiap jam istirahat kedua, dan pada hari berikutnya, hari keempat Rara mencoba bertanya kepada sahabat Nico di kelasnya.

Tok..tok…
Rara mengetuk pintu kelas III IPA 2.
Permisi Kak, maaf aku mau tanya yang namanya Kak Bobby mana yach?
“ Oh, Bobby siapa nama panjangnya? di kelas ini ada dua orang bernama Bobby,  Bobby joshua ama Bobby Fernandes “
“Aku nggak tahu Bobby siapa namanya. Yang ingin aku temui Bobby yang duduk sebangku sama Kak Nico”
“ Oh Bobby itu Bobby joshua, oh ini Rara ya yang pacarnya  Nico? ”
“ Ah bukan kok”, jawabnya. Dia paling malas menceritakan soal pribadi pada orang yang belum dia kenal.
“ Enggak apa- apa lagi kita sekelas sudah pada tahu kalau kalian pacaran”
Rara tersenyum.  
 “ Itu orangnya”, ujar teman sekelas Nico sambil menunjukkan jari telunjuknya,  cowok yang lagi baca buku komik itu yang namanya Bobby Joshua.
 “ Makasih ya kak “
Temen sekelas Nico itu mengangguk. Rara menghampiri cowok yang dia maksud.

“ Kak Bobby ya? ”
“ Ya, aku Bobby ”
“Oh iya aku Rara “ ,  kata Rara sambil mengulurkan tangan kanannya.  
“ Aku bokinnya Nico ”
“ Ya aku sudah tahu ”
“ Terus ada apa, tumben kamu ke sini ? ”
“Aku mau tanya, Nico kemana ya? Sudah empat ini hari dia nggak nemuin aku.
“ Maaf Ra, aku sama sekali nggak tahu tentang Nico. Nico nggak masuk sudah empat hari sama hari ini. Surat izin atau sakitpun nggak ada dari dia yang datang ”
“ Serius Kak? ”
“Ya, serius !”
Rara kecewa, dia kira akan dapat kabar tentang Nico dari sahabatnya itu. Tapi hasilnya nggak ada. Selama Nico menghilang begini Rara selalu sms dan telepon Nico. Tapi sms yang dia kirim pending terus  dan Nico setiap di telepon handphonenya selalu nggak aktif  dan yang Rara lakukan setiap jam istirahat kedua adalah tetap menunggu Nico ”
   
Tiga hari selanjutnya Rara menemui Kak Bobby lagi untuk cari tahu kabar Nico tapi…

“ Serius Ra, aku nggak tahu ”
“ Kak Bobby, serius Aku pengen tahu kabar dia, aku kangen sama dia ”
“ Kak aku sayang dia cuma dia yang ada di hati aku, aku juga khawatir sama keadaan dia”.
“ Iya,  aku mengerti perasaanmu ”
“ Mungkin cinta kalian sedang di uji Tuhan ”
“ Maksudnya?
“ Ya, apa dalam keadaan begini kalian tetap satu hati alias saling setia misalnya begitu ”
“Oh, begitu”
“ Tapi maaf Rara aku nggak tahu Nico kemana”  
“ Tapi mustahilkan Kak Bobby nggak tahu Nico kemana, Kakak kan sahabatnya ”
“Begini saja entar kalo Nico kirim kabar aku beritahu kamu ok? ”
Rara menggangguk.
“ Ya sudah deh aku permisi dulu ya Kak  aku mau ke kelas, makasih yah.
Ok deh, yang sabar ya ”   
Rara mengangguk pelan lalu melangkah gontai dan membawa tubuhnya yang lemas, setelah mendengarkan kata- kata kak Bobby menuju kelasnya, I.3. Sungguh dia tak bisa menerima suatu keanehan ini yaitu menghilangnya Nico dari hari- harinya. Dia semakin khawatir dengan keadaan Nico.

Di kelas…
“ Ra, gue lihat elo beberapa hari ini sering ngelamun kenapa? ” tanya Mita, sahabatnya. Mita juga teman sebangku Rara.
“ fhahh, Rara membuang nafas. “ I have Big problem ”
“ Problem? Problem apa? cerita saja barangkali dengan cerita beban elo berkurang”
“Gue lagi sedih Nico nggak pernah masuk sekolah beberapa hari ini, kita nggak pernah bertemu, dia nggak pernah sms apalagi menelepon, gue takut dia kenapa- kenapa”.
“Huss kamu jangan mikir yang aneh- aneh dulu!”
“ Apa elo sudah coba sms dan telepon ke hpnya”
“ Ya kalau yang begitu tiap menit gue lakuin tapi hasilnya nihil”
“ Kenapa elo nggak coba telepon kerumahnya”
“ Gue nggak punya no telepon rumahnya, Nico nggak pernah ngasih nomor telepon rumahnya ke gue, alasannya Nico bilang orangtuanya pernah pesan ke  Nico nggak boleh pacaran dulu sebelum jadi orang dan Nico janji nggak akan pernah ngecewain ortunya karena Nico sayang sama mereka”.
“ Benar itu,  toh masa depan lebih penting dari pada masa sekarang”
“ Iya,  makanya gue juga nggak ada niat kerumahnya.  gue nggak enak saja, gue menghargai keputusan Nico yang kaya begitu. Walaupun gue pernah dikasih alamat rumah Nico yang di Kawasan Serdang itu. Gue nggak berani ke sana. Gue takut dapat masalah nantinya.   
“ Ya sudah berdoa saja semoga Nico baik- baik saja, ok?
 Rara mengangguk tanda setuju dengan saran yang diucapkan Mita”.
“ Tapi aku heran Mit,  kok gue tiap sore selama Nico nggak jelas kemana perginya itu, dapat kiriman bunga gladiol orange segar terus dan tidak ada nama pengirimnya? Dari siapa ya?
“ Mungkin Nico atau cowok lain yang Naksir elo”
“ Kalo Nico maksudnya apa?”.
“Ya jelas dia mau bikin surprise”.
“ Oh iya, seingat gue cuma ada beberapa orang saja yang tahu kalo gue suka bunga gladiol orange”.
“ Siapa saja?”.
“ Keluarga gue, Doni sahabat gue waktu SMP dan Nico”
“ Yach menurut gue sih kalau nggak Doni ya Nico”
“ Tapi kalo Doni nggak mungkin dia udah nggak ada”
“ Maksudnya?”.
“ Doni udah meninggal setahun yang lalu karena overdosis drug”
“ Jadi enggak mungkinkan dia bisa kirim- kirimin bungakan?”
“ He euh”.
“ Tahu nggak Mit, Sehari sebelum Doni meninggal dia cerita katanya mau nembak gue. ‘Aku tau dari Faris sahabatnya”.
“ Hah, serius loh?.
“ He euh”.  
“ Kalo Doni yang kirim bunga serem banget, hih horrorr”.
“ Tapi ya nggak mungkin Donilah, yang begituan cuma ada di film2 saja”.
“Berarti Nico!”, kata kami serempak. 
“ Ra, sorry ya Ra gue baru sekarang ada waktu buat dengerin curhat elo soalnya elo tahu kan gue lagi sibuk- sibuk persiapan pagelaran seni, gue mau ada olimpiade fisika, anak- anak PMR mau ada acara lagi”
“ Ya nggak apa- apa Mit, gue ngerti”   

Trettttttttt Bel tanda pulang telah berbunyi tanda siswa- siswi SMUN PUSAKA BANGSA harus segera pulang. Rara membereskan buku- buku dan alat tulis yang berserakan di mejanya.
“ Ra, sorry ni elo balik sendirian ya, gue mau ada Rapat PMR”, ujar Mita.  
“ he uh, he uh”
“ yo Ra”
“ Yo”
Lalu setelah semua buku Rara kemas. Remaja perempuan itu melangkah perlahan menuju gerbang sekolah. Pikirannya masih tertuju pada Nico  Dia berusaha menenangkan hati dengan menikmati apa yang terjadi karena hanya itu yang dapat dirinya lakukan. Raraku sadar saat ini cuma Nico yang jadi pelangi dalam hatinya, dia adalah semangat hidup dan kebahagian Rara. Kepergian Nico yang entah kemana membuatnya sulit tersenyum apalagi tertawa. Hati Rara selalu gelisah dan dia sering bertanya- tanya dalam hati, apa yang terjadi pada Nico?, apa dia jadi korban kecelakan pesawat yang jatuh disuatu daerah asing? atau Nico di culik? atau Nico di paksa married karena menghamili seorang perempuan? Oh tidakkkk! Tuhan, jauhkan Nico dari segala hal apapun yang buruk , Amin” katanya dalam hati.
***
Di kelas, ketika Rara sedang serius membaca sebuah Novel.
“Ra” terdengar suara Diana teman sekelas memanggilnya.
Rara menoleh.
“ Iya Na apa?” kata Rara.
“ Ra, elo ditungguin seseorang nanti pulang sekolah di  jalan depan, sebelum jalan yang diportal”
“ Siapa?”
“ Entah gue enggak kenal”
“ Katanya elo kenal dia, ini urusan  penting katanya”
“ Oh”
“ Apa Marissa?”, soalnya dia mau ngembaliin gaun yang dia pinjam buat acara lomba fashion seminggu yang lalu, tapi kok nggak sms atau telepon dulu sih.
“ Bukan cewek Ra, cowok?”.
“ Siapa sih Na?”.
“ Pokoknya gue nggak boleh ngomong macem- macem kata orang itu”.  
” Ih aneh, gue jadi dag-dig-dug”.
“ Siapa sih?”.
“ Nggak tahu Ra! Ya udah ya gue mau kekantin!”
“ Okay”
Siapa sih ada- ada saja, waduh mudah- mudahan nggak ada masalah apa- apa” gumam Rara dalam hati. .

Bel waktu tanda pulang baru saja berbunyi. Rara cepat- cepat berkemas. Sepuluh menit dia habiskan untuk menyusuri jalanan beraspal menuju jalan yang dijanjikan.

Akhirnya sampai,  gumamnya.
Rara mengedarkan pandangan. Dia tidak melihat siapapun di sekitar tempat itu. Remaja perempuan itu hanya melihat sebuah mobil Jeep terparkir disisi jalan sana. Rara sama sekali tidak mengenal mobil itu. Ah sialan si Diana ngerjain gue, gerutunya dalam hati.

Tiba- tiba.
“ Tep” , kedua tangan seseorang menutupi mata Rara
“ Ayo tebak siapa?” Kata cowok itu memainkan suaranya seperti suara raksasa.
“ Nico”!
“ Yakin?”
“ Yakin?”
Rara membalikan badan kemudian, cewek itu spontan memeluk kekasihnya.
Nico membalas pelukan itu dengan meletakkan tangannya di punggung Rara.   
“ Ih jahat kemana aja sih?”
“ HAPPY BIRTHDAY ” sayang, ucap Nico.  
Lalu Nico mendaratkan bibirnya dikening Rara, “Cup”.
“ Makasih juga sayang”, kata Rara lagi.    
“ Yuk”, Pulang kata Nico sambil buka pintu kiri mobil Jeep itu.
Cewek itu mengangguk.  
Rara melangkahkan kakiku untuk masuk mobil Nico.  
“ Ih jahat pergi nggak bilang- bilang “ ,  omelnya pada Nico Sambil memukul- mukul pelan dada Nico dengan kedua tangan miliknya, sebelum Nico menyetir mobil barunya.
“He he he”, tawa Nico
“Sayang aku tuh selama ini ke Singapura nengok Kakakku yang kerja disana sambil cari ini terang Nico sambil memberikan Sebuah Kado cukup besar untuk Rara. Aku sengaja nggak bilang ke kamu biar surprise saja”.
“Oh Sayang thanks”
“Terus bunga gladiol orange segar yang tiap sore ada itu?”
“Iya, aku yang kirim buat kamu, kan kalo di hitung ada 16 (enam belas) tangkai dengan yang ini” kata Nico sambil memberi beberapa bunga gladiol yang baru saja di ambil dari jok belakang, kamu kan hari ini ulang tahun yang ke- 16 kan?”
Rara mengangguk, “Thank you Very Much ya sayang this is so sweet to me”
Aku cuma ingin kamu bahagia, balas Nico.
“Vi, Kamu tahu kado itu isinya apa?” tanya Rara.
 Via menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.
 “Boneka Winnie the Pooh dan sebuah buku diary, dia memang tahu winnie the pooh adalah boneka kesukaanku.

“Terus Ra”,

Di sebuah Mall dikota Tangerang.
“Sayang, kamu suka baju itu?”, Tanya Nico pada kekasihnya yang sedang melihat- lihat model gaun baru.
Rara menggangguk
“Beli saja”
“Tapi sisa uang sakuku nggak cukup buat beli ini, Nico”
“Biar aku yang bayar”
“Vi, padahal gue nggak ada niat  pengen di beliin Nico tapi karena Nico maksa ya sudah gaun itu gue beli dan Nico yang bayar”
“Gaun itu harganya lumayan mahal karena gaun itu branded”.

“Gue sadar Nico adalah cowok yang perhatian dan Royal. Dan di hari- hari selanjutnya Nico sering mengantar gue pulang dengan mobilnya, alasannya takut gue kenapa-kenapa. Nico juga sering banget memberiku hadiah- hadiah dan jelas hubungan kami selalu baik- baik saja. Sampai suatu saat Anton datang lagi dalam hidup gue”.
“Anton siapa Na? “
“Dia adalah cinta pertama gue sewaktu di SMP tapi gue dan dia belum pernah jadian karena dia keburu pindah ke Bengkulu, Papanya pindah tugas ke sana. Terus Anton meneruskan sekolah SMU di Cilegon, karena Papanya di pindah lagi ke sini. gue ketemu Anton di tempat kursus B. inggris”.
“Dan setelah 1 bulan pdkt”.
“Anton Nembak elo Ra?”
“Iya, awalnya gue bingung, gue harus menolak atau menerima makanya gue minta waktu tiga hari untuk berpikir”.  
“Lalu?”.
“Gue menerima cintanya karena gue tak kuasa menepis rasa cinta yang dulu yang kembali hadir di hati gue”.
“Jadi maksud elo, elo ngeduain Nico?”.
“Ya”.
Perselingkuhan gue tak pernah terbongkar karena gue kira gue bisa bermain rapi.
Tapi di pesta ulangtahun Dina, teman sekelas gadis itu.
Saat itu acara belum di mulai, tamu- tamu undangan juga belum banyak yang datang. Anton yang ternyata juga di undang ke pesta ulang tahun itu menghampiri Rara. Dia mengajaknya duduk di salah satu sudut taman sambil menunggu tamu undangan yang lain datang. Saat itu Rara memang tak mengajak Nico karena dia bilang mau latihan band di sebuah studio.

Beberapa menit kemudian Anton menyelipkan setangkai bunga sepatu di telinga gadis itu, lalu mencium pipinya.  
Tiba- tiba.
“Rara! Kamu…”.
“Ni, Ni,Nico”,  Rara gelagapan, terkejut atas kedatangan Nico yang datang tiba- tiba.  
“Kamu selingkuh berarti benar kata Didit!”, ternyata Nico sejak tadi membuntuti Rara.  
Lalu Nico pergi meninggalkanremaja perempuan itu.
Secara otomatis Rara mengejarnya sambil memangil- manggil nama kekasihnya itu dan memohon maaf padanya. Walaupun semula Rara dilarang oleh Anton untuk mengejar Nico. Rara tidak menggubris Anton. Seiring Rara mengejar Nico di hatinya hanya ada perasaan salah yang menghantui. Karena dia sudah menyakiti cowok sebaik Nico. Gadis itu melihat sebuah kendaraan roda empat berkecepatan tinggi dari arah kanan menuju Nico. Nico awas!!!, teriak Rara. Dan BRUggkkk!!!.

“Didepan mata gue, gue melihat Nico kehilangan nyawanya. Nico tertabrak sebuah mobil kijang karena dia tidak hati- hati saat menyeberang. Dan itu semua salahku Vi, coba saja kalau gue tidak selingkuh pasti Nico masih hidup”.
Bulir- bulir air mata Rara mulai membasahi pipi Rara dan semakin Deras.  
Via mendekap sahabatnya itu
“ Gue sangat menyesal Vi”
“ Ra, Nico meninggal bukan salah kamu, hidup dan  mati seseorang sudah digariskan Tuhan dan disitulah ajal Nico. Itu semua pelajaran buat kita ”.   

Minggu, 29 Desember 2013

Just For girl/ woman :

01. Sehebat apapun anda jangan melupakan kodrat sebagai perempuan anda harus bisa mengurus anak,  masak walaupun tak harus sepandai chef, mencuci baju, mencuci piring, menyapu, mengepel, menyetrika,  menata interior rumah dll dan bila anda sibuk serahkan sebagian  pekerjaan rumah tangga anda pada  pembantu.

02. Sesibuk- sibuknya anda harus ada waktu untuk merawat diri sendiri.